Bendungan Pidekso


Bendungan atau Waduk Pidekso yang berada di Kecamatan Giriwoyo. Pembangunan Bendungan Pidekso sangat diperlukan dalam rangka pengembangan infrastruktur sumber daya air berupa penyediaan air irigasi seluar 1.500 hektar untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan penyediaan air baku sejumlah 300 liter per detik di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, bendungan ini akan mampu menaikkan intensitas tanam dari 2.000 ha menjadi 3.600 ha, mengendalikan banjir, mendukung konservasi, dan menjadi pariwisata. Bendungan Pidekso memiliki kapasitas total 25 juta meter kubik dengan luas genangan maksimum mencapai 232 hektar. Tinggi bendungan utama setinggi 40 meter dan panjang bendungan utama 387 meter. Proyek Bendungan Pidekso ini dikelola oleh BBWS Bengawan Solo dan proyek dikerjakan oleh PT PP. Mengutip penjelasan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fisik Bendungan Pidekso Mahmud, bahwa saat ini realisasi fisik bendungan telah mencapai 65,53 persen. Adapun target penyelesaian pekerjaan mencakup pengairan (impounding) pada Oktober 2021. Terkait hal tersebut, Mahmud mengungkapkan bahwa rencananya bendungan akan diresmikan pada Desember 2021. Asdep Rahman Hidayat menyampaikan penjelasan Project Manager PT PP untuk pembangunan Bendungan Pidekso Eko menjelaskan bahwa saat ini sedang dalam proses penimbunan tubuh bendungan pada elevasi 167,3 meter dengan puncak 189 meter. “Masih dua puluh dua meter lagi,” katanya. Ia menargetkan bahwa pada akhir September 2021 nanti penimbunan sudah mencapai puncak sehingga target impounding pada 5 Oktober 2021 akan tercapai. Ia juga berharap pada saat peresmian, pengisian air sudah mencapai bangunan pengelak. Asdep Rahman menyimpulkan dari penjelasan para penanggung jawab lapangan bahwa proyek Bendungan Pidekso ini mengalami percepatan setahun dari target sebelumnya pada tahun 2022. (Sumber : Kemenko)

Banyak harapan tersemat dengan dibangunnya Bendungan Pidekso itu. Dengan adanya bendungan tersebut, 1.500 hektare lahan pertanian tadah hujan diharapkan berubah menjadi lahan pertanian irigasi teknis. Mencakup 11 desa di Kecamatan Giriwoyo dan empat desa di Kecamatan Baturetno. Lalu, bendungan yang menggenangi sebagian wilayah Desa Pidekso, Tukulrejo (Kecamatan Giriwoyo), dan Sendangsari (Kecamatan Batuwarno) itu juga bisa menjadi konservasi wisata hingga pemanfaatan air baku dengan debit 300 liter per detik dan mereduksi banjir. “Aspek-aspek ini bakal menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Wonogiri,” kata bupati yang beken disapa Jekek itu. Pihaknya berkomitmen untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Aset itu juga bakal dijaga supaya bisa meminimalkan terjadinya sedimentasi di Bendungan Pidekso nantinya. Soal pembebasan lahan, Jekek mengatakan sudah hampir rampung. Tinggal mengurus tanah kas desa yang nantinya juga terendam genangan dan mencari tanah pengganti. Tanah wakaf juga tinggal tahap pembayaran. “Praktis tidak ada persoalan di ranah sosial. Tinggal fokus di pemanfaatan,” kata dia.

Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan Pidekso Dony F.S. mengatakan, pembangunan bendungan itu sudah melewati sertifikasi desain, pengisian air waduk. Dan, saat waduk akan beroperasi juga melewati sertifikasi operasi waduk. Menurut dia, bendungan biasanya memiliki umur 50 tahun. Umur bendungan tergantung dari banyak atau sedikitnya sedimentasi di waduk. “Saat lingkungan bisa dijaga, sedimentasi waduk dijaga, umur waduk bisa bertambah panjang. Umurnya minimal 50 tahun,” tutur Dony. Selain itu, lanjut dia, bendungan itu tahan bencana, termasuk gempa megathrust. Peta gempa dari pemerintah pusat juga sudah dipelajari dan diikuti. Bendungan Pidekso juga berjenis bendungan batu yang lebih fleksibel sehingga kuat dalam menahan gempa. Ini berbeda dengan bendungan beton. (Sumber : Jawa Pos)

Data Teknis


  • Koordinat -8.0415446,110.9827155
  • Tinggi dari Dasar Galian 32,5 meter
  • Volume Bendungan 27,15 m3
  • Tinggi dari Dasar Sungai 25 meter
  • Panjang Puncak 387 meter
  • Elevasi Puncak -


Dokumentasi