Tinggi muka air (stage height, gauge height) sungai adalah elevasi permukaan air (water level) pada suatu penampang melintang sungai terhadap suatu titik tetap yang elevasinya telah diketahui. Tinggi muka air biasanya dinyatakan dalam satuan meter (m) atau centimeter (cm). Fluktuasi permukaan air sungai menunjukkan adanya perubahan kecepatan aliran dan debitnya. Pengukuran tinggi muka air merupakan langkah awal dalam pengumpulan data aliran sungai sebagai data dasar hidrologi.
Untuk keperluan analisa hidrologi, data tinggi muka air digunakan sebagai dasar perhitungan debit setelah dibuat hubungan antara tinggi muka air dan debit hasil pengukuran debit yang dilakukan secara berkala, yang mencakup pengukuran debit pada muka air rendah sampai tinggi. Dengan demikian ketelitian dalam perhitungan data debit juga tergantung daripada ketelitian pengukuran tinggi muka air.
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu tertentu yang pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah horizontal yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi. Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan jumlah air hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Jumlah curah hujan merupakan volume air yang terkumpul di permukaan bidang datar dalam suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).
Pengertian curah hujan dapat juga dikatakan sebagai air hujan yang memiliki ketinggian tertentu yang terkumpul dalam suatu penakar hujan, tidak meresap, tidak mengalir, dan tidak menyerap (tidak terjadi kebocoran). Tinggi air yang jatuh ini biasanya dinyatakan dengan satuan milimeter. Curah hujan dalam 1 (satu) millimeter artinya dalam luasan satu meter persegi, tempat yang datar dapat menampung air hujan setinggi satu mm atau sebanyak satu liter.
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Peranan air tanah semakin lama semakin penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak, seperti air minum, rumah tangga, industri, irigasi, pertambangan, perkotaan dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi ekonomis bahkan dibeberapa tempat sudah menjadi komoditi strategis. Diperkirakan 70% kebutuhan air bersih penduduk dan 90% kebutuhan air industri berasal dari air tanah.
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Lapisan ini disebut lapisan aquitard dan bersifat impermeabel. Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan disana.
Pressure cell digunakan mengukur tekanan total. Yaitu kombinasi dari tekanan tanahefektif dan tekanan air pori, baik didalam maupun diluar:
→ Abutmen jembatan
→ Diaghframa wall
→ Timbunan dan tanggul
→ Permukaan retaining wall
→ Sheet piling
→ Dinding lumpur
Lining tunelPressure cell juga dapat digunakan untuk mengukur tekanan bantalan tanah pada plat pondasi dan pada ujung timbunan.
Pressure cell dibuat dari 2 plat stainless steel yang di las bersama di kedua pinggirnya dandipisahkan dengan lubang kecilyang dipenuhi fluida hidrolik. Tekanan luar menekan kedua plat bersama membuat sebuah tenanan yang sama pada fluida yang ada di dalamnya.Sepanjang pipa stailess steel menyambungkan fluida yang memenuhi rongga menuju ketransducer yang mengkonversikan tekanan fluida menjadi sinyal elektrik oleh kabel disalurkan ke kabel menuju ke read out.
Preasure Cell memiliki stabilitas jangka panjang, performa yang dapat di andalkan dengan kabel panjang, dan ke tidak pekaan terhadap intrusi kelembaban. Alat ini juga memiliki alat pemantau suhu dan tabung pelepas tekanan untuk pelindungan petir. Dimana perubahantekanan dinamik dihitung sebuah transducer bertipe semiconduktor performa pressure cell sangat bergantung dari kondisi tanah disekitar. Akan sangat mahaluntuk mengkalibrasikan alat untuk tanah studi. Tapi, studi menunjukan bahwa performakonsisten dari pressure cell dicapai menggunakan kekakuan maksimum pressure celldengan aspek rasio D/t>10 (D adalah diameter cell, t adalah ke tebalan). Prodak pressurecellnya geokon kekakuan maksimum dicapai menggunakan minyak hidrolik kurang dari 2 ppm gas yang diuraikan dan general rasio lebih besar dari 20 sampai 30 test. Tes yangdilakukan geokon pessure cell pada berbagai macam tipe tanah menunjukan tekanan tanahyang tekanan tanah yang over (gagal) kurang dari 5 %. Ini mungkin tidak lebih besar darivariasi yang melekat pada tekanan tanah yang terdistribusikan pada tanah.Tipe dari sistem hidrolik tertutup, pressure cell sensitif terhadap perubahan suhu yangmenyebabkan mengembangnya internal fluida dengan kecepatan yang berbeda pada tanahsekitar yang menimbulkan tekanan tanah semu. Besarnya efek tergantung pada tingkatyang lebih besar dari pada elastisitas tanah disekitarnya. Yaitu pada drajad kepadatan dankurungan, dan sulit untuk diprediksi dan di koreksi. Termistor bawaan sangat membantudalam memisahkan efek semu dari yang asli
Sistem Telemetri dan Monitoring Instrumentasi Bendungan Pidekso adalah sistem pengukuran dan pemantauan pada perangkat sensor / instrumentasi yang sudah terpasang dan tertanam pada titik-titik yang telah ditentukan, secara online, otomatis, realtime, berkelanjutan, dan telah tertampil pada dashboard website monitoring dan aplikasi mobile. Sistem yang digunakan ini memudahkan proses pengambilan data dan analisa, karena sistem sudah berbasis IoT (Internet of Things). Sistem telemetri dan monitoring pada Bendungan Pidekso dimulai sejak awal pemasangan instrumentasi, sehingga data yang tertampil memudahkan informasi perilaku dan kesehatan struktur pada Bendungan Pidekso. Informasi tersebut menjadi penting mengingat Bendungan adalah salah satu bangunan high risk. Sistem Telemetri dan Monitoring Bendungan Pidekso dikembangkan oleh Beacon Engineering (Perusahaan Indonesia Produsen Sistem Telemetri Datalogger) bekerjasama dengan PT. PP dan CV. Naufalindo SCi.
Alat ukur V-notch adalah alat ukur berbentuk segi tiga yang didesain dengan bentuk takik yang berbentuk seperti huruf V. Alat ukur ini menghasilkan pengukuran yang akurat untuk pengaliran debit kecil.
Pengukuran debit sangat penting untuk dilakukan. Dengan melakukan pengukuran debit, kita akan dapat mengontrol jumlah dan kecepatan air yang masuk dan keluar dari suatu penampang. Apabila kita tidak melakukan pengukuran debit, maka laju air yang masuk atau keluar dapat tidak terkendali, yang nantinya akan memberikan dampak yang buruk bagi suatu sistem karena permasalahan airnya. Apabila debit yang masuk terlalu besar, maka dapat menyebabkan genangan atau bahkan banjir, sedangkan apabila debit yang keluar lebih besar, maka akan menyebabkan masalah kekeringan pada sistem.